ANALISIS FILM "LASKAR PELANGI"

Nama : Bintang Maika

Npm : 202046500322

Kata Pengantar

 

Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita selalu diberikan nikmat iman dan islam dan semoga selalu dalam lindungan-Nya.

Aamiin.

Pada kesempatan ini, berkat kuasa-Nya saya dapat meyelesaikan makalah Pengembangan Diri tentang film “LASKAR PELANGI” dengan semaksimal mungkin.

Saya merasa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka mohon maaf apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam penyusunan  makalah ini. Sekian dan terima kasih.

Wassalamualaikum wr.wb.   


PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Pada zaman yang sudah maju ini banyak produser film memproduksi film-film yang mendidik dan diangkat dari cerita nyata dari keadaan yang sebenarnya.

Dari sekian banyak film yang diproduksi kami memilih satu film yang menurut kami film ini sangat cocok ditonton masyarakat baik tua,muda,ataupun anak-anak karena film ini sangat mendidik dan memberikan kita banyak pelajaran yang dapat kita ambil.

Film “Laskar Pelangi” ini diambil dari sebuah kisah nyata dan menceritakan kisah masa kecil anak-anak kampung dari suatu komunitas Melayu yang sangat miskin  di Belitung.Anak orang-orang kecil yang mencoba memperbaiki masa depan mereka dengan semangat yang besar.    

Alasan kami memilih film ini untuk dijadikan makalah karna kami ingin mencontoh perjuangan anak-anak yang terus berjuang tanpa pantang menyerah untuk mencari pendidikan.

B. TUJUAN

1.     Memberikan contoh kepada anak-anak agar dapat mereka tidak pantang menyerah dalam mencari kecerdasaan.

2.     Tetap berusaha walaupun banyak rintangan. Karena kalau kita berusaha pasti menemukan jalan keluar.

3.     Mengajak muda mudi untuk lebih menghargai pendidikan.

C. MANFAAT

Manfaatnya adalah dapat menambah wawasan bahwa Pendidikan bukan hanya tentang pembelajaran akademik saja, tetapi banyak cerita atau pengalaman juga yang harus kita dapatkan untuk hidup.

   ISI

Diangkat dari kisah nyata dan menceritakan kisah masa kecil anak-anak kampung dari suatu komunitas Melayu yang sangat miskin  di Belitung . Anak orang-orang ‘kecil’ yang mencoba memperbaiki masa depan mereka dengan semangat yang besar SD Muhammadiyah tertua di daerah Belitung tampak begitu rapuh dan menyedihkan dibandingkan dengan sekolah-sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah) tempat sekolah anak anak orang kaya didaerah Belitung di era itu. Mereka tersudut dalam ironi yang sangat besar karena kemiskinannya justru berada di tengah-tengah gemah ripah kekayaan PN Timah yang mengeksploitasi tanah ulayat mereka.  Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin, berusaha mempertahankan semangat besar pendidikan dengan terseok-seok. Sekolah yang nyaris dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan murid itu, terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa bersekolah nya tak pernah mendapatkan rapor.              

Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan para donatur di komunitas marjinal itu begitu miskin: gedung sekolah bobrok, ruang kelas beralas tanah, beratap bolong-bolong, berbangku seadanya, jika malam hari  dipakai untuk menyimpan ternak , bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan sekian kilo beras, sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu guru menerima jahitan. 

Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari di sekolah yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh. Semuanya terjadi karena sejak hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu guru muda yang hanya berijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri) telah berhasil mengambil hati sebelas anak-anak kecil miskin itu. Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu membesarkan hati kesebelas anak-anak tadi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar tegar, tekun, tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah bakat beberapa murid lainnya.

Pak Harfan dan Bu Mus juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru miskin itu memberi julukan kesebelas murid itu sebagai para Laskar Pelangi. Keajaiban terjadi ketika sekolah Muhamaddiyah, dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN dan keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar pelangi (Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai lomba cerdas tangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri. Suatu prestasi yang puluhan tahun selalu digondol sekolah-sekolah PN.  Tak ayal, kejadian yang paling menyedihkan melanda sekolah Muhamaddiyah ketika Lintang, siswa paling jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah padahal cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua yang harus menghidupi keluarga,sebab ketika itu ayahnya meninggal dunia. Belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak jenius harus keluar sekolah karena alasan biaya dan nafkah keluarga justru disekelilingnya PN Timah menjadi semakin kaya raya dengan mengekploitasi tanah leluhurnya.     

Meskipun awal tahun 90-an sekolah Muhamaddiyah itu akhirnya ditutup karena sama sekali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri, tapi semangat, integritas, keluruhan budi, dan ketekunan yang diajarkan Pak Harfan dan Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para laskar pelangi. Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena diantara sebelas orang anggota laskar pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang menjadi research and development manager di salah satu perusahaan multi nasional paling penting di negeri ini, ada yang mendapatkan bea siswa international kemudian melakukan research di University de Paris, Sorbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari sebuah universitas terkemuka di Inggris.

Semua itu, buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual yang ditanamkan oleh Bu Mus dan Pak Harfan. Kedua orang hebat yang mungkin bahkan belum pernah keluar dari pulau mereka sendiri di ujung paling Selatan Sumatera sana.  Banyak hal-hal inspiratif yang dimunculkan buku ini. Buku ini memberikan contoh dan membesarkan hati. Buku ini memperlihatkan bahwa di tangan seorang guru, kemiskinan dapat diubah menjadi kekuatan, keterbatasan bukanlah kendala untuk maju, dan pendidikan bermutu memiliki definisi dan dimensi yang sangat luas. Paling tidak laskar pelangi dan sekolah miskin Muhamaddiyah menunjukkan bahwa pendidikan yang hebat sama sekali tak berhubungan dengan fasilitas. Terakhir cerita laskar pelangi memberitahu kita bahwa bahwa guru benar-benar seorang pahlawan tanpa tanda jasa.

A.    Kelebihan

Cerita dan plotnya sangat bagus, sangat membuat mengispirasi kehidupan. Setiap pemain dapat memerankan dengan baik

B.    Kelemahan

Tidak ada 

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Film “Laskar Pelangi” merupakan salah satu film terbaik asal indonesia yang mengispirasi.

 

B.    Saran
membuat sekuel sekuel dari Laskar Pelangi, seperti Sang pemimpi. Yang lebih mengispirasi lagi.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Objek Kajian Semiotika "Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini (NKCTHI)"

SEMIOTIKA DI KEHIDUPAN