Review penelitian tentang seni rupa dan design

JURNAL 1    

 Jurnal : Melestarikan Budaya Kriya Anyam Oleh : Maman Tocharman

Objek kajian seni rupa dan desain : Menganyam adalah pekerjaan menjalin pita yang disunun menurut dua tiga dan empat arah sehingga terbentuk benda-benda seperti tikar, dinding dan sebagainya. Prinsip menganyam adalah menyisipkan dan menumpangkan pita anyaman yang berbeda arah. Walaupun benda anyam dapat dibedakan menjadi anyam beda kasar dan benda anyam halus, dari segi teknik pembuatan ke dua jenis benda tersebut tidak berbeda. Jenis benda anyam dapat dibedakan menurut jumlah dan arah sumbu anyam. Dengan demikian dikenal anyaman dua sumbu,anyaman tiga sumbu dan anyaman empat sumbu.

Pendekatan : Kualitatif

Analisis : Bagaimana cara membuat kriya anyam dapat dilestarikan. Berbagai macam upaya agar kriya anyam dapat terus berkembang.

Teori : Tidak terlalu menonjolkan pada penulisan ini. Pemaparan teori di penulisan ini berdasarkan C.S Pierce

Kesimpulan : Kriya anyam ada dan berkembang sejak jaman dahulu dan bertahan sampai hari ini. Hari karya kriya anyam masih dapat kita temukan sebagai pelengkap kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia dalam kehidupannya tidak lepas dari berbagai kebutuhan, kebutuhan yang bersifat fisik (kebendaan) dan kebutuhan rochaniah(kepuasan batin). Karya kriya anyam sebagai sebagian kecil kebutuhan fisik dari manusia. Kita temukan karya kriya anyam dalam pelengkapan kebutuhan sebagai alat rumah tangga. Di dapur kita dapat temukan berbagai kriya anyam antara lain: aseupan (kukusan), niru (nyiru), ayakan dsb.

Yang bisa diteliti dalam jurnal tersebut menurut saya : Bahwa kriya aman berkembak sejak jaman dahulu dan bisa bertahan sampai hari ini. Banyak teknik teknik yang dapat dipakai dalam membuat kriya anyam dan banyak juga kegunaan dari kriya anyam ini, salah satunya adalah ketupat lebaran. Kriya anyam dapat dilestarikan dengan cara mengembangkan teknik, pengembangan desain dan pengembangan bahan.


JURNAL 2

Judul : Fungsi Seni bagi Kehidupan Manusia: Kajian Teoretik Oleh : Muhammad Rondhi

Objek kaisan seni rupa dan desain : Seni sebagai unsur budaya tentu saja mempunyai fungsi dan peran yang berbeda dengan unsur budaya lainnya. Kaum fungsionalis mengatakan bahwa segala sesuatu akan dipertahankan keberadaannya jika se suatu tersebut masih fungsional. Seni dan juga hasil kegiatannya masih ada hingga sekarang karena seni masih fungsional bagi kehidupan manusia.

Pendekatan : Kuantitatif

Analisis :  Menunjukan fungsi seni bagi kehidupan manusia

Teori : Pembahasan pada jurnal ini kurang lebih seperti Roland Barthes.

Kesimpulan : Seni sebagai realitas estetis, keindahannya memancarkan suatu kreativitas yang luar biasa. Ia berada dalam lingkungan di mana ia dilahirkan, namun juga tak jarang ia berada di luar lingkungan di mana ia dilahirkan.

Yang bisa diteliti dalam jurnal tersebut menurut saya : Seni berfungsi dalam realita, seni dapat memancarkan suatu keindahan kreatifitas dari pikiran penggunanya.


JURNAL 3

Judul : UKIRAN BALI DALAM KREASI GITAR ELEKTRIK

Objek kaisan seni rupa dan desain : Keahlian seni ukir dan kekayaan ragam hias yang dimiliki masyarakat Bali merupakan modal dari tradisi untuk melakukan usaha industri kreatif berbasis seni budaya lokal. Seni ukir adalah salah satu teknik untuk membuat dekorasi pada suatu produk berupa peralatan, perabot, dan bangunan untuk menambah nilai estetika.

Pendekatan : Kualitatif

Analisis : Menunjukan kecantikan ukiran bali dalam kreasi gitar elektrik

Teori : Pembahan pada jurnal ini kurang lebih seperti Ferdinand De Saussure

Kesimpulan : Ukiran Bali dapat diterapkan untuk meningkatkan nilai estetika sekaligus nilai ekonomis produk gitar elektrik. Sumber inspirasi penciptaannya diambil dari ragam hias khas Bali yang digali dari alam dan budaya Bali. Penciptaan seni ini telah menghasilkan desain produk gitar elektrik berdekorasi ukiran yang mempunyai ciri khas Bali

Yang bisa diteliti dalam jurnal tersebut menurut saya : Produk industri kreatif gitar elektrik berukir khas Bali ini dapat dijadikan model pengembangan diversifikasi produk kerajinan untuk daerah yang mempunyai IKM ukir kayu seperti Jepara, Yogyakarta, Surakarta, Padang, Palembang, Toraja, dan Jayapura. Juga untuk daerah yang mempunyai IKM produk gitar seperti Sukoharjo, Bandung, Jakarta, dan Tegal. Desain produk gitar berukir yang disarankan untuk pengembangan pada daerah-daerah tersebut tentunya menyesuaikan kekhasan daerah masing-masing.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALISIS FILM "LASKAR PELANGI"

Analisis Objek Kajian Semiotika "Nanti Kita Cerita Tentang Hari ini (NKCTHI)"

SEMIOTIKA DI KEHIDUPAN